Spinning Yin Yang

Kamis, 21 Februari 2013

Peninggalan Perang yang menajubkan


1. Bangkai Pesawat dan Bom Bawah Laut - Maluku Utara
http://www.mediaindonesia.com/spaw/uploads/images/article/image/20120616_072032_halmahera2.jpg
Objek wisata museum bawah laut di Teluk Kao, Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, yang menyimpan peninggalan Perang Dunia II mulai diminati wisatawan setelah pemerintah kabupaten setempat gencar mempromosikannya.

Kepala Dinas kebudayaan dan Pariwisata Halmahera Utara J Papilaya ketika dihubungi dari Ternate, Sabtu, mengatakan, wisatawan dari dalam dan luar negeri mulai banyak mengunjungi objek wisata museum bawah laut di Teluk Kao tersebut untuk menyaksikan berbagai peninggalan Perang Dunia II.

Peninggalan Perang Dunia II yang dapat dinikmati di museum bawah laut Teluk Kao di antaranya bangkai kapal perang, puing pesawat tempur serta berbagai jenis bom dan ranjau yang tersebar pada belasan titik pada kedelaman tiga meter sampai 10 meter.

Ia mengatakan, peninggalan Perang Dunia II di museum bawah laut Teluk Kao tersebut adalah milik Jepang dan negara-negara yang tergabung dalam sekutu, seperti Amerika Serikat, Australia dan Selandia Baru.

Teluk Kao pada Perang Dunia II tahun 1945 merupakan salah satu lokasi pertempuran antara Jepang dengan sekutu. Wilayah ini merupakan salah satu basis pertahanan Jepang di Halmahera dan sejumlah peninggalannya seperti benteng, bungker dan lapangan terbang masih bisa disaksikan hingga saat ini.

"Museum bawah laut di Teluk Kao, termasuk peninggalan Jepang lainnya di wilayah itu akan menjadi salah satu objek wisata andalan yang akan kita tawarkan kepada para wisatawan dan peserrta Sail Morotai di Kabupaten Pulau Morotai pada September mendatang," katanya.

Objek wisata lainnya di Halmahera Utara yang juga akan ditawarkan kepada para peserta Sail Morotai adalah sejumlah objek wisata bahari baik berupa pantai maupun panorama bawah laut, seperti Pantai Kakara dan sejumlah objek wisata budaya di daerah itu, di antarany rumah adat Hibua Lamo.

Papilaya mengatakan, Halmahera Utara ikut pula melakukan berbagai persiapan untuk menghadapi penyelenggaraan Sail Morotai, karena Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara akan menjadi daerah transit bagi wisatawan dan peserta Sail Morotai yang akan ke Morotai melalui jalur Tobelo.

Wisatawan dan peserta Sail Morotai yang akan melalui jalur Tobelo itu ada yang dari arah Ternate-Sofifi-Tobelo menggunakan angkutan darat dan ada pula dari arah Manado-Tobelo menggunakan transportasi udara baik melalui Bandara Kao maupun Bandara Galela.

"Pemkab Halut telah mengalokasikan anggaran Rp25 miliar lebih untuk pembenahan Bandara Galela dan Bandara Kao serta dermaga yang akan digunakan para wisatawan dan peserta Sail Morotai menyebrang dari Tobelo ke Daruba, ibukota Kabupaten Pulau Morotai," katanya.
2. Ranjau Peninggalan Perang - Vietnam
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhANAM_jWJ5NmiqlWm4aqSr0lpgQtZqgzlUY24eNP3S0ycqgSZlhCW4YYJWLXTbKRJoBbiUEKUFvKWBoPDMPbAKhbk_PJWsHWQtwS6-Q97geQoAzJiLMMF2stRzLR5mRhlGI_VPceqjvF_n/s1600/IMG_6638.JPG
Perang Vietnam yang pecah pada akhir 1960-an hingga medio 1970-an amat dikenal dengan kerusakan masif yang ditimbulkannya. Seantero negeri luluh lantak, banyak korban jiwayang berjatuhan. Banyak veteranperang, khususnya di pihakAmerika yang kalah menjadi cacat secara mental dan fisik.

Bagaimana tidak, sebab medan perang yang ditemui amat ganas. Belum lagi pasukan Vietcong yang banyak memasang perangkap-perangkap yang tak terlihat serta amat menguasai medan.
Salah satu perangkap yang tetap dibiarkan apa-adanya Apabila melihat perangkap-perangkap yang sederhana namun mematikan tersebut, ditambah dengan "penampilannya" yang amat mengecoh, kita bisa membayangkan kengerian yang didapat oleh para prajurit Amerika Serikat.
3. Benteng Laut Kerajaan Inggris
http://www.uniknya.com/wp-content/uploads/2011/07/mjdvot73.jpg
Selama perang dunia II, Angkatan Laut Kerajaan Inggris membangun serangkain benteng laut untuk berada pada garis pertahanan awal bagi serangan udara dan invasi laut musuh. HIngga saat ini benteng ini benteng ini masih berdiri kokoh di atas Laut Utara Inggris.
4. Tulang Belulang Tentara Jepang - Papua Barat
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhog6k1PD3E7QPEw5EHCseEw626NLj6o62R5udpoDsHLzGztjhxR-wKvScoYi7V23kOYcqo1nnDSp5IhZ1CKUwT9K_DTJ3rmjACyJy2w3cmVW1yQ8QkF3VHpjiluMoNBAZ9oQJijtnOGtg/s1600/1139395620X310.jpg
Perang Dunia II yang terjadi pada kurun waktu 1939-1945 menyisakan tragedi yang mendalam bagi setiap negara yang terlibat. Perang tersebut terjadi di tiga medan yaitu Eropa, Afrika Utara, dan Asia Pasifik.

Perang di kawasan Asia Pasifik sendiri dimulai ketika Jepang secara tiba-tiba menyerang pangkalan militer Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawai pada 7 Desember 1941. Dari situlah perang yang kerap disebut Perang Asia Timur Raya itu dimulai.

Indonesia secara langsung masuk dalam sengitnya Perang Dunia II. Hal ini mengingat pada saat itu Jepang menjajah Indonesia dan banyak penduduk Indonesia yang dijadikan tentara untuk menopang kekuatan militer Jepang. 

Bahkan sejumlah daerah di Indonesia menjadi medan perang sebut saja kota Biak yang berada di kawasan Indonesia timur. Kota Biak sendiri terletak di Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua.

Tidak heran jika di Biak ada banyak peninggalan Perang Dunia II. Sebut saja lokasi jatuhnya pesawat pembom Catalina milik tentara sekutu, lalu Gua Binsari atau kerap disebut Gua Jepang yang menjadi tempat persembunyian tentara Jepang.

Gua jepang memiliki daya tarik tersendiri. Selain keindahan stalaktit, gua ini menyisakan bekas-bekas peninggalan tentara Jepang. Seperti peluru, mortir, helm perang, senjata api hingga tulang-belulang tentara Jepang yang gugur.

"Data menyebutkan ada 10.700 tentara Jepang di seluruh kawasan Biak. Nah, di Gua Binsari ini ada 3.000 tentara yang bersembunyi," kata Yusuf Rumaropen (48), penjaga situs Gua Binsari, saat ditemui Kompas.com, di Gua Binsari, Biak, Kabupaten Biak Numfor, Papua, Jumat (6/7/2012).

Menurut Yusuf, Gua Binsari adalah gua alam. Ketika tentara Jepang menemukan gua tersebut mereka langsung menjadikannya tempat persembunyian. 

"Dulu pintu masuknya tidak selebar yang sekarang, kecil dan sempit. Sehingga tentara sekutu kesulitan untuk menemukannya. Bahkan dulu kalo ada pesawat Sekutu yang lewat di atas pasti langsung ditembaki oleh Jepang," tambahnya.

Oleh karena itu, sekutu mengirimkan mata-mata untuk mengamati area Gua Binsari. Mereka melakukan hal tersebut setelah mengetahui bahwa tempat itu menjadi persembunyian tentara Jepang. Tentara sekutu mengirimkan pesawat pembom untuk meluluhlantakan Gua Binsari.

"Gua ini dibom oleh sekutu pada 7 Juni 1944, pada saat itu ada 3.000 tentara Jepang di dalamnya. Selain menjatuhkan 2 bom, sekutu juga melemparkan drum-drum bahan bakar lalu kemudian ditembaki, sehingga drum tersebut meledak dan membakar gua tersebut," kata Yusuf.

Ketika turun masuk ke dalam gua, Kompas.com menemukan sisa -sisa penyerangan tersebut. Beberapa drum terlihat di gua yang memiliki kedalaman sekitar 45 meter dan panjang 180 meter tersebut. Bekas peluru nampak jelas di permukaan drum.

Ruangan-ruangan tempat tentara berisitirahat tidak lagi terlihat, karena gua ini runtuh pada saat di bom. Namun, ketika melihat berbagai barang peninggalan yang berhasil ditemukan seperti granat, peluru, senjata api, hingga helm dengan lubang bekas peluru mampu menghadirkan gambaran akan hiruk-pikuk di gua ini.

Menyadari potensi wisata sejarah dari gua ini, Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Biak Numfor, memperbaiki tempat ini. Selain itu mereka membuat anak-anak tangga agar turis mudah masuk ke dasar gua.

Sebuah monumen terlihat berdiri di area tersebut, menurut Yusuf monumen tersebut dibuat oleh Pemerintah Jepang untuk mengenang para tentara mereka yang gugur dalam Perang Dunia II.

Tulang Tentara Jepang
Daya tarik utama dari gua ini sebenarnya terletak pada masih disimpannya tulang-belulang tentara Jepang yang tewas pada saat pemboman. Tulang-tulang tersebut disimpan di dalam bangunan seluas 2 meter persegi. Tengkorak, tulang kaki tangan masih bisa dilihat.

Pemerintah Jepang hingga saat ini masih mengupayakan memulangkan tulang-tulang tersebut. Namun Pemda Biak Numfor ingin agar tulang tersebut disimpan di lokasi Gua Binsari saja. Karena Pemda menyadari bahwa tulang belulang tersebut adalah daya tarik agar wisatawan mau datang.

"Setiap tahun selalu ada orang Jepang yang datang untuk berziarah ke sini dan memberikan penghormatan kepada tentara yang gugur. Secara tidak langsung itu mendatangkan pemasukkan bagi Pemda. Jika tulang tersebut dipindahkan, maka magnet untuk menarik wisatawan dan peziarah akan berkurang, bahkan mungkin habis," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten  Biak Numfor, Turbey O Dangeubun.

Apa yang dikatakan Turbey cukup beralasan mengingat sejumlah lokasi wisata sejarah di Indonesia bagian timur mampu menyerap turis. Sebut saja kuburan tentara sekutu di Tantui Kapaha, Ambon. Setiap tahunnya selalu ada turis yang datang ke sana untuk memberikan penghormatan kepada tentara Sekutu yang gugur.

Wisata sejarah di Biak bisa dikatakan memiliki potensi untuk dikembangkan dan menyerap wisatawan. Sejumlah lokasi seperti pangkalan militer tentara sekutu di Pulau Owi, lokasi jatuhnya pesawat pembom Catalina di dasar laut, hingga Gua Jepang memiliki nilai jual yang tinggi. Tinggal bagaimana pemerintah setempat mampu mengemas dan mengelola lokasi tersebut.
5. Pangkalan Kapal Selam - Ukraina

http://lh6.ggpht.com/_ZD0OjeNXJM0/TGKf5A4XcvI/AAAAAAAAIHw/LdE1zjiKEto/1.PangkalanKapalSelamUkraina_thumb.jpg
Terletak di Balaklava, Ukraina. Saat ini diingat karena sebagai salah satu tempat rahasia di Rusia yang sangat terkenal dengan pangkalan kapal selam Nuklir. Tempat itu dijadikan basis kapal selam besar bawah tanah dan dermaga yang menakjubkan, di Uni Soviet. Berfungsi sampai tahun 1996 ketika kapal selam Rusia terakhir meninggalkan Ukraina. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991 memaksa Tentara Rusia untuk meninggalkan tempat itu.
6. Koin Emas Peninggalan Perang Salib
http://2.bp.blogspot.com/-IzjCg0oeGZs/UBxdMzk83_I/AAAAAAAAPm0/uD2eWth3oNQ/s1600/Koin%2BEmas.jpg 
Koin emas peninggalan tentara perang salib itu bernilai $ 500 ribu atau sekitar Rp 4,7 miliar

Seorang mahasiswa arkeologi asal Israel berhasil membuat penemuan yang bersejarah saat dirinya menemukan koin emas peninggalan masa perang salib.

"Penemuan ini merupakan koin emas periode perang salib pertama yang kita miliki di Israel," kata Prof. Oren Tal, seorang ahli benda arkelogi dari University of Tel Aviv, Israel, yang memimpin penggalian. 

Mahasiswa yang bernama Mati Johannanoff itu berhasil menemukan sebuah timbunan kuno dengan lebih dari 100 koin emas dari zaman Perang Salib yang ditaksir memiliki nilai US$ 500 ribu atau sekitar Rp 4,7 miliar. 

Koin-koin tersebut sebagian besar berbentuk dinar dari periode Fatimiyah (900-11000 dan menghadirkan wawasan baru dalam penggunaan moneter selama Perang Salib.

Menurutnya, masyarakat pada masa itu memiliki jenis koin sendiri. Namun dengan telah ditemukannya ratusan koin ini, memberi bukti bahwa para pedagang di wilayah tersebut telah menggunakan satuan mata uang yang berbeda tempat dan waktu pembuatan. 

"Koin dari masa Fatimiyah ini sangat sulit dipelajari karena mereka sangat pelit informasi. Apalagi huruf-huruf yang digunakan juga sulit dipahami," kata Tal seperti dikutip FoxNews.com. 

Menurut Tal, beberapa koin tersebut memiliki gambar sultan, tanggal, dan tanda yang berbeda, termasuk didalamnya dari wilayah Alexandria dan Tripoli. 

Dengan penemuan ini, kalangan peneliti berharap dapat menemukan wawasan baru dalam memahami cara mata uang tersebut digunakan oleh tentara salib. 

Profesor Tal sendiri mengatakan, setelah timnya selesai mempelajari koin yang baru ditemukan tersebut, ratusan koin itu baru akan dipindahkan ke museum.
7. Kapal USS Arizona - Pearl Harbour

http://www.pennwellblogs.com/mae/uploaded_images/USS-Arizona-723314.jpg
Apa yang membuat kapal ini sangat terkenal bukan saja karena Kapal ini adalah korban besar dan mahal pertama menandai dimulainya Perang Dunia Kedua, saat kapal USS Arizona ini tenggelam ketika Jepang membuka serangan ke Pearl harbour. Juga Karena bangkai kapal ini bisa anda kunjungi tanpa peralatan menyelam ataupun anda tak harus basah.
Pada 70 tahun yang lalu, angkatan udara Jepang mengebom armada Amerika Serikat (AS) di pelabuhan Pearl Harbor, Hawaii. Ratusan pesawat tempur Jepang memuntahkan bom dan torpedonya ke ratusan kapal AS yang bersandar di Pulau Oahu, Hawaii tersebut.

Serangan pertama Jepang ke Pearl Harbor dimulai pukul 07.55 pagi dan berlangsung selama 35 menit. Selang satu jam kemudian, ratusan pesawat Jepang kembali mengebom pangkalan tersebut selama satu jam.

Menurut stasiun televisi BBC, lebih dari 2400 tentara Amerika tewas, di mana 1000 di antaranya tenggelam bersama kapal perang USS Arizona yang hancur dibom. Serangan tersebut juga menghancurkan lima kapal perang besar yang lain, 112 kapal kecil, dan 164 pesawat udara. Tiga kapal induk Amerika berhasil lolos karena pada saat pengeboman berlabuh di tempat lain.

Sehari setelah serangan ke Pearl Harbor, Presiden AS Franklin Roosevelt memaklumkan perang terhadap Jepang. Namun hancurnya armada AS di Pearl Harbor membuat invasi Jepang ke Asia Tenggara tidak terbendung lagi.

Hanya dalam waktu kurang dari satu tahun, hampir seluruh wilayah Asia Pasifik jatuh ke tangan Jepang. Serangan Jepang di Pearl Harbor menjadi pemicu keterlibatan militer AS dalam Perang Dunia Kedua, baik di Eropa maupun di Pasifik.
Meskipun telah direndam dalam air garam selama hampir tujuh puluh tahun, kapal masih sangat utuh.
Hal ini juga tetap merupakan kuburan aktif, karena banyak dari para awaknya yang dulu selamat dari serangan Jepang ketika meninggal di kemudian hari di kremasi di sini dan abunya ditebar, dimaksudkan agar bergabung dengan rekan - rekan krunya yang telah tewa lebih dulu, terperangkap di dalam lambung kapal dan tenggelam bersama USS Arizona

0 komentar:

Comment and Shared..

© Your-BelajarBLOG - http://your-belajarblog.blogspot.com/2013/03/cara-membuat-kolom-footer-widget.html#ixzz2PIFghlr4 Tolong sertakan link ini jika mengkopi artikel diatas. Terima kasih