Spinning Yin Yang

Rabu, 18 September 2013

Keaneka ragaman hayati..

Keaneka ragaman hayati


A.      Tingkat Keanekaragaman Hayati
Kenekaragaman hayati (biodiversitas) berkembang dari keanekaragaman pada tingkat gen, tingkat jenis, dan tingkat ekosistem. Variasi tersebut dapat dilihat dari adanya perbedaan bentuk, ukuran, struktur, warna, fungsi organ, jumlah, dan habitat suatu organisme.
1.       Keanekaragaman tingkat gen (genetika)
Merupakan keanekaragaman yang terjadi antara individu satu dengan lainnya yang masih dalam satu spesies. Hal ini disebabkan adanya variasi komposisi atau susunan gen (DNA) pada masing-masing individu meskipun mereka satu spesies, sehingga di dunia ini tidak ada makhluk hidup yang sama persis. Misalnya, variasi dalam spesies ayam (Gallus gallus) yang meliputi ayam cemani (berwarna hitam), ayam bangkok putih, ayam arab, dan ayam kampung.
2.       Keanekaragaman tingkat jenis (spesies)
Merupakan keanekaragaman individu yang berbeda spesies.Memperlihatkan adanya variasi bentuk, kenampakan, dan variasi sifat lainnya antara spesies satu dengan lainnya. Misalnya, variasi yang terjadi pada berbagai spesies unggas seperti ayam, bebek, itik, angsa, dan lain-lain.
3.       Keanekaragaman tingkat ekosistem
Makhluk hidup yang beranekaragam baik bentuk, kenampakan, dan sifat-sifat lainnya berinteraksi dengan lingkungan abiotiknya dan dengan jenis-jenis makhluk hidup lainnya yang bervariasi akan membentuk berbagai macam ekosistem sehingga membentuk keanekaragaman ekosistem. Misalnya, keanekaragaman ekosistem di Indonesia mencapai ± 47 ekosistem yang berbeda. Beberapa ekosistem yang ada di Indonesia antara lain: ekosistem hutan bakau, ekosistem pantai, ekosistem hutan rawa gambut, dan ekosistem hutan hujan tropis.

B.      Keanekaragaman Hayati Indonesia
Selain Brazil dan Zaire, Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi. Keanekaragaman hayati Indonesia memiliki beberapa keunikan dan keistimewaan yaitu:
1.       Memiliki tumbuhan tipe indo-malaysia (flora malesiana), misalnya tumbuhan yang termasuk famili Dipterocarpaceae seperti meranti (shoreasp.) dan kayu garu (Gonystylus bancanus).
2.       Memiliki fauna tipe asia (oriental), australia, dan peralihannya. Misalnya gajah dan harimau (tipe oriental), kuskus dan bandicot  (tipe australia), dan babirusa dan anoa (peralihan).
3.       Memiliki berbagai flora dan fauna langkaMisalnya harimau sumatra, tapir, dan burung cendrawasih merupakan fauna langka di Indonesia, sedangkan flora langkanya antara lain nangka celeng (Arthocarpus elasticus) dan sukun berbiji (Artocarpus communis).
4.       Memiliki banyak flora dan fauna endemik, misalnya jalak bali putih (Leucopsar rothschildi) dan Rafflesia arnoldii.

(A)
(B)
 Gambar 6.1 (A) Rafflesia arnoldii, (B) Varanus komodoensis

C.      Manfaat Keanekaragaman Hayati
Pemanfaatan keanekaragaman hayati harus secara berkelanjutan, artinya tidak hanya dimanfaatkan untuk generasi sekarang tapi juga untuk generasi mendatang. Beberapa manfaat keanekaragaman hayati diantaranya adalah:
1.       sumber pangan, perumahan, dan kesehatan;
2.       sumber pendapatan;
3.       sumber plasma nutfah;
4.       manfaat ekologi;
5.       manfaat keilmuan;
6.       manfaat keindahan.

D.      Dampak Kegiatan Manusia terhadap Keanekaragaman Hayati
Aktivitas manusia dapat menurunkan atau meningkatkan keanekaragaman hayati.
1.       Aktivitas yang menurunkan keanearagaman hayati
a.       Penebangan hutan;
b.      pencemaran lingkungan;
c.       penggunaan pestisida;
d.      seleksi bibit unggul yang mendesak bibit tanaman asli (lokal), sehingga menyebabkan erosi gen (erosi plasma nutfah).
2.       Aktivitas yang meningkatkan keanekaragaman hayati
a.       Reboisasi;
b.      pembuatan taman kota;
c.       pemuliaan tanaman.

E.       Pelestarian Keanekaragaman Hayati
Hewan atau tumbuhan langka dapat dilestarikan dengan pembiakan secara in situ dan ex situ.
1.       Pembiakan secara in situ adalah pembiakan/pelestarian makhluk hidup di dalam habitat aslinya. Misalnya mendirikan Cagar Alam Ujung Kulon dan Taman Nasional Komodo.
2.       Pembiakan secara ex situ adalah pembiakan di luar habitat aslinya dengan suasana lingkungan dibuat mirip dengan aslinya. Misalnya penangkaran hewan di kebun binatang.


0 komentar:

Comment and Shared..

© Your-BelajarBLOG - http://your-belajarblog.blogspot.com/2013/03/cara-membuat-kolom-footer-widget.html#ixzz2PIFghlr4 Tolong sertakan link ini jika mengkopi artikel diatas. Terima kasih