JENIS PARAGRAF DAN MEMBUAT KARYA ILMIAH
1. JENIS PARAGRAF BERDASARKAN ISI KALIMAT
PENJELAS
- Paragraf
contoh
è
paragraf
yang kalimat penjelasnya berisi contoh-contoh
Beberapa
harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan pada Agustus tahun ini. Sebagai
contoh, minyak goreng yang Juli lalu seharga Rp11.500,00/liter kini menjadi
Rp12.300,00. Demikian pula dengan gula yang bulan lalu berkisar pada
Rp10.500,00 merangkak naik menjadi Rp10.800,00. Bawang putih dan bawang merah
juga tidak mau ketinggalan karena masing-masing naik Rp500,00 dan Rp300,00 dari
harga bulan sebelumnya.
|
- Paragraf
proses
è paragraf yang kalimat penjelasnya berisi
langkah/proses/tahapan dalam melakukan atau membuat sesuatu
Ada beberapa langkah singkat yang harus kita lalui
dalam membuat agar-agar.
Mula-mula, campurkan air, bubuk agar-agar, dan gula ke dalam panci sesuai dengan
takaran yang dianjurkan. Setelah itu, panaskan panci tersebut sambil aduk
adonannya hingga mendidih. Jika adonan sudah mendidih, angkat,
lalu dinginkan beberapa saat.
Selanjutnya, agar-agar siap disantap ketika sudah menjadi kenyal. Akan terasa
lebih nikmat jika agar-agar didinginkan terlebih dahulu di almari pendingin
sebelum dimakan.
|
- Paragraf
akibat (sebab-akibat)
è paragraf yang kalimat penjelasnya berupa
akibat (-akibat) yang ditimbulkan oleh sesuatu yang dinyatakan dalam kalimat
utama
Produksi pertanian Indonesia tidak
mencukupi kebutuhan seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia
harus mengimpor beberapa bahan pangan, seperti beras dan kedelai. Karena
harus melalui rantai distribusi yang cukup panjang, kualitas bahan
pangan tersebut menurun. Selain itu, ongkosnya juga menjadi lebih tinggi.
|
- Paragraf
sebab (akibat-sebab)
è paragraf yang isi kalimat penjelasnya
berupa sebab (-sebab) yang menimbulkan sesuatu yang dinyatakan dalam kalimat
utama
Pengangguran dapat disebabkan oleh
berbagai faktor. Ketidaktersediaan lapangan kerja menjadi faktor utama penyebab pengangguran. Selain itu,
keahlian dan kemampuan tenaga kerja yang tidak sesuai kualifikasi juga menjadi salah
satu hal yang menimbullkan pengangguran.
Ketatnya persaingan serta kekurangkreatifan pun menjadi faktor penyebab timbulnya pengangguran.
|
- Paragraf
perbandingan
è paragraf yang isi kalimat penjelasnya
berupa pertentangan atau perbedaan antara dua hal atau lebih
Ternyata
ada banyak perbedaan yang dapat kita rasakan ketika menjadi mahasiswa jika
dibanding dengan sewaktu menjadi murid SMA. Ketika SMA kita tinggal mengikuti
kurikulum paket nasional. Namun, menjadi mahasiswa berarti sudah harus lebih bertanggung
jawab untuk menentukan sendiri mata kuliah-mata kuliah yang akan diikuti. Selain
itu, jika ketika SMA proses pembelajaran dilakukan secara penuh dalam jam-jam
pelajaran yang sudah ditentukan selama lima atau enam hari dalam seminggu,
proses pembelajaran di dunia perkuliahan bergantung pada jadwal masing-masing
mata kuliah yang diikuti. Dengan kata lain, pada saat kuliah, bisa saja dalam
satu hari tidak ada kuliah, tapi pada hari yang lain jadwal kuliah penuh sejak
pagi hingga sore hari. Selain itu, syarat lulus SMA harus mengikuti Ujian
Nasional dan nilai rapor, sedangkan syarat untuk lulus dari perguruan tinggi bermacam-macam,
bisa berupa jumlah SKS minimal, lama studi, KKN, atau skripsi yang kesemuanya
bergantung pada individu masing-masing mahasiswa.
|
- Paragraf
persamaan
è paragraf yang isi kalimat penjelasnya
berupa persamaan atau kemiripan antara dua hal atau lebih
Walaupun bayi dan lansia merupakan dua
fase kehidupan manusia yang terpaut jauh dari segi usia, keduanya memiliki
berbagai persamaan. Persamaan tersebut tampak jelas dari segi fisik maupun
psikis. Keduanya mengalami keterbatasan fungsi fisik, misalnya ketidakmampuan
mereka memanfaatkan anggota tubuh: kaki untuk berjalan, tangan untuk
mengambil atau memegang barang, dan sebagainya. Sementara itu, dari segi psikis, keduanya
memiliki kemiripan dalam hal ketidakmandirian atau ketidakmampuan mereka
dalam memenuhi kebutuhan pribadi.
|
- Paragraf
definisi
à paragraf yang kalimat penjelasnya
berisi pengertian atasu suatu istilah
Istilah argumentasi diserap
dari bahasa Inggris argumentation. Istilah itu diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia menjadi ‘bahasan’ atau ‘ulasan’. Argumentasi berarti
‘pemberian alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian,
atau gagasan’. Jadi, suatu karangan disebut argumentasi apabila dalam
karangan itu dikemukakan alasan, contoh, atau bukti yang kuat dan meyakinkan
untuk mendukung atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan.
|
- Paragraf
alasan
Berbagai produk pertanian Indonesia
mengalami penurunan yang signifikan pada 2014. Hal tersebut
terjadi karena faktor alam berupa tidak
menentunya perubahan iklim akibat pemanasan global. Selain itu, kualitas
bibit unggul yang menurun serta perawatan baik pra- maupun pascapanen yang
kurang baik juga menjadi penyebabnya.
|
PARAGRAF BERDASARKAN TUJUANNYA
- Deskripsi
Rumah itu tampak begitu memukau. Dinding putihnya yang
kukuh dihiasi ornamen-ornamen klasik khas Jawa. Tiang-tiang rumah berukuran
0,25 meter terpancang elok dengan ukir-ukiran detailnya. Dua patung pengawal
berbusana lurik dan bersenjata bambu runcing tampak gagah dipasang di teras
rumah depan. Beberapa burung murai medan terlihat berada di sangkar-sangkar emas
yang digantung di kiri-kanan jalan utama menuju rumah. Selain itu, pagar besi
yang tinggi dan berlapis cat emas menambah kemegahan bangunan berukuran 500m2
itu.
|
- Eksposisi
Data BPS
2013 mengemukakan sepuluh
provinsi dengan angka kemiskinan tertinggi di Indonesia. Berdasarkan data
dapat diketahui bahwa tiga provinsi ada di Indonesia bagian timur, yaitu
Papua, Papua Barat, dan Maluku; tiga lainnya di pulau Sumatera (Aceh,
Sumatera Selatan, dan Bengkulu), serta empat yang lainnya (Nusa Tenggara
Timur, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Tengah) berada di
Indonesia tengah. Papua merupakan provinsi dengan angka kemiskinan tertinggi,
yakni mencapai 28,40% yang diikuti oleh Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur
dengan jumlah 23,73% dan 22,58%. Terdapat dua provinsi yang mengalami peningkatan jumlah
penduduk miskin dari tahun sebelumnya, yaitu Papua dan Aceh,
sementara delapan yang lainnya mengalami penurunan.
|
- Argumentasi
Masalah kemiskinan di Indonesia
ternyata lebih besar dari yang kita kira. Terdapat 11,4% penduduk Indonesia
tergolong sebagai masyarakat miskin. Sementara itu, 27,4% orang Indonesia
atau setara dengan 68 juta jiwa rentan untuk jatuh miskin dengan lebih dari
10% di antaranya berpeluang untuk jatuh miskin pada tahun berikutnya.
Kelompok rentan ini dapat dengan mudah jatuh ke bawah garis kemiskinan
apabila terjadi krisis kesehatan dalam keluarga, gagal panen, atau PHK pada
saat krisis ekonomi. Selain itu, pada 2010 terdapat 25% penduduk Indonesia
yang pernah jatuh miskin, setidaknya sekali dalam tiga tahun sebelumnya.
|
- Narasi
Sudah dua puluh tahun aku mengenalnya. Sudah dua puluh tahun pula aku
memahami setiap polah tingkah dan kebiasaannya. Namun, entah apa yang terjadi
padanya hari ini hingga dengan setengah melek, aku terperanjat dibuatnya. Ini
benar-benar di luar adatnya. Tidak pernah sekalipun dalam 730 hari aku
mengenalnya, seorang Alfa, dini hari, jam 3 pagi, melakukan gerakan-gerakan
serupa solat yang kemudian diakhiri dengan duduk bersimpuh berurai air mata
memanjatkan doa...
|
- Persuasi
Jika Anda sudah mengetahui bahwa merokok dapat merugikan Anda dan
orang-orang di sekeliling Anda, hentikanlah kebiasaan buruk tersebut.
Berbagai penyakit kronis menghantui orang-orang yang menghisapnya secara
aktif dan bahkan pasif. Data BPS yang menyebutkan bahwa dampak buruk merokok
telah merusak 62% generasi aktif Indonesia serta 43% generasi masa depan
hendaknya dijadikan pertimbangan bagi orang yang mau berpikir. Jika tidak
dimulai dari diri Anda sendiri, siapa lagi? Jika tidak dimulai dari sekarang,
kapan lagi? Marilah kita tinggalkan kebiasaan merokok demi masa depan yang
sehat dan gemilang.
|
PERENCANAAN KARANGAN
Tema : masalah
yang dipakai sebagai dasar
penyusunan karangan
Topik : pokok
pembicaraan dalam suatu karangan
Judul : label/nama
yang dilekatkan kepada suatu karangan dengan tujuan untuk mencerminkan isi
karangan
- Tahap prapenulisan
- Tahap
perencanaan tulisan
- Penetapan topik,
substansi, dan kerangka karangan
- Tahap penulisan
- Tahap
pengembangan tulisan
- Perwujudan
keterampilan penguasaan bahasa
- Tahap pascapenulisan
- Tahap
evaluasi/revisi
- Penetapan
kelayakan tulisan
Kerangka karangan
- Rencana kerja/sistematika penulisan
karangan
- Membantu penulis untuk
mengembangkan karangan secara terarah, sistematis, dan terkendali
Contoh kerangka karangan:
Topik : Kemiskinan
sebagai salah satu masalah sosial di Indonesia
Kerangka:
Ø Identifikasi kemiskinan
§ Pengertian
§ Sejarah
Ø Tingkat kemiskinan di Indonesia
§ Jumlah penduduk miskin
§ Persentase
§ Angka per provinsi
Ø Sebab
kemiskinan di Indonesia
§ Bahan makanan
o
Beras
o
Rokok
o
Telur
ayam
§ Nonmakanan
o
perumahan
o
listrik
o
bensin
Ø Akibat kemiskinan di Indonesia
§ kelaparan
§ Kejahatan
§ Rendahnya tingkat pendidikan
§ Rendahnya kualitas kesehatan
Ø Solusi pengentasan masalah kemiskinan
§ Program pemerintah
o
pemberdayaan masyarakat
o
Pembinaan
UMKM
§ Peran serta masyarakat
o
Membuat
lapangan kerja
o
Dst.
|
KARANGAN
ILMIAH
◙ Karangan
ilmiah merupakan karangan yang mengikuti standar penulisan ilmiah.
◙ Pola pikir
karangan ilmiah mengikuti pola argumentatif, analitis, dan ilustratif.
◙ Sifat karangan
ilmiah: objektif
◙ Bahasa
karangan ilmiah harus jelas, lugas, tepat, dan teratur.
Format karangan ilmiah:
·
Standar penulisan dapat menggunakan
jenis huruf Times New Roman ukuran 12 dengan jarak baris dua spasi, ukuran
kertas A4, pias kiri-kanan-atas-bawah: 4 cm-3 cm-4 cm-3 cm. (Ctt: Anda dapat menyesuaikan
dengan gaya/selingkung masing-masing institusi).
Format sampul:
·
pias kiri-kanan-atas-bawah: 4
cm-4 cm-4 cm-4 cm, terdiri atas judul, tujuan penulisan, logo institusi,
identitas penyusun, institusi (dari lembaga terkecil—tertinggi), kota, tahun
penyelesaian. (Ctt: Anda dapat
menyesuaikan dengan gaya/selingkung masing-masing institusi).
Contoh:
PENULISAN KUTIPAN DAN SUMBER KUTIPAN
Di dalam tubuh karangan, ketika
mengutip pendapat orang, kita harus menuliskan sumbernya. Dalam dunia penulisan
ilmiah dikenal dua sistem penulisan sumber kutipan, yakni penulisan sumber
kutipan secara sederhana dan menggunakan catatan kaki. Dalam penulisan sumber kutipan
secara sederhana terdapat tiga hal yang harus dicantumkan: nama belakang
penulis, tahun, dan nomor halaman.
·
Jika mengambil pendapat dari sumber primer (langsung
pendapat penulis), cara menuliskannya sebagai berikut.
o
Misal: nama penulisnya I Dewa Putu Wijana, tahun
terbitnya 1990, dan kutipan tersebut berada pada halaman 5
Menurut Wijana
(1990:5) ...
Berdasarkan pendapat
Wijana (1990:5) hubungan lingkungan dengan ...
Wijana (1990:5)
mengungkapkan bahwa hubungan lingkungan dengan...
Hubungan
lingkungan dengan ... (Wijana, 1990:5)
|
·
Jika mengambil kutipan sekunder (kutipan di dalam kutipan),
cara penulisannya sebagai berikut.
Pendekatan serupa ini pernah dilakukan oleh Wahab (dalam Wijana, 1990:5) dalam upaya ...
|
Jenis kutipan ada dua, yaitu kutipan
langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan langsung merupakan kutipan yang
berisi gagasan orang lain dengan menuliskan kata per kata, termasuk tanda baca
secara persis sama dengan sumber aslinya. Adapun kutipan tidak langsung
merupakan pinjaman gagasan orang lain, tetapi menggunakan kata-kata sendiri
tanpa mengubah substansi gagasan tersebut. Berikut ini contoh penggunaannya.
1) Kutipan Langsung
a. Kutipan langsung pendek (tidak lebih dari tiga baris)
Beberapa ahli telah mendefinisikan istilah sinonimi. Menurut Kridalaksana (1993:123), “Sinonimi
ialah relasi kemiripan arti atau makna antara kata yang satu dengan kata yang
lain.”
|
b. Kutipan langsung panjang (lebih dari tiga baris)
Agar yang disampaikan dapat dipahami
dengan baik oleh mitra tutur,
penutur bahasa akan berusaha
mengucapkan tuturannya secara ideal. Tuturan ideal merupakan tuturan
sebagaimana dikemukakan Dardjowidjojo (2008:142) sebagai berikut.
Pengujaran yang ideal terwujud dalam suatu bentuk ujaran yang lancar,
sejak ujaran itu dimulai sampai ujaran itu selesai. Kata-katanya terangkai
dengan rapi, diujarkan dalam suatu urutan yang tak terputus, dan kalaupun ada
senyapan, senyapan itu terjadi pada konstituen-konstituen yang memang
memungkinkan untuk disenyapi. Intonasinya pun merupakan suatu kesatuan dari
awal sampai akhir.
|
2. Kutipan
tidak langsung
a. Ringkasan
Pada dasarnya, ada dua pandangan
tentang penyimpanan kata (Dardjowidjojo, 2008: 166—168).
Pandangan pertama adalah bahwa tiap kata disimpan sebagai kata yang terpisah.
Argumennya adalah bahwa retrival yang dapat dengan cepat dilakukan itu adalah
karena kita hanya tinggal “mencomot” saja kata yang kita inginkan. Adapun pandangan yang kedua
menyatakan bahwa kata disimpan berdasarkan morfem penyusunnya.
|
b. Parafrasa
Berdasarkan pendapat Kridalaksana
(1993:123), terdapat tiga kata kunci dari definisi sinonimi, yaitu relasi, kemiripan, dan
arti.
|
Contoh-contoh lain yang menunjukkan
bahwa setiap bahasa itu rumit adalah bahasa Yaghan yang dilaporkan memiliki
kekayaan verba di dalam mengungkapkan ‘gerak otot’, segala gerakan yang
terjadi di alam atau yang mungkin dilakukan oleh manusia (de Cuellar, 1996:179; Wijana &
Rohmadi, 2006:41).
|
PENULISAN DAFTAR
PUSTAKA
Penulisan daftar
pustaka harus mengikuti standar penulisan yang diakui secara internasional.
Beberapa standar tersebut misalnya the
Chicago Manual of Style, the Harvard Style, the American Psychological Association
(APA Style). Tidak ada gaya yang tidak tepat, yang penting kita menggunakan
salah satu gaya tersebut secara konsisten.
Setiap sumber
kutipan, baik artikel maupun buku tanpa dipilah-pilah jenisnya, diurutkan
menurut abjad berdasarkan nama akhir, tanpa diberi nomor urut. Sesuai dengan
format yang umumnya digunakan di Indonesia, daftar sumber kutipan ditulis
sebagai berikut:
· Untuk buku: (1) nama akhir, (2) koma, (3) inisial nama pertama, (4) titik,
(5) tahun penerbitan, (6) titik, (7) judul buku cetak miring, (8) titik, (9)
kota penerbitan, (10) titik dua, (11) nama penerbit, dan (12) titik, seperti
pada contoh berikut:
Levinson, S.C. 2003. Space
in Language and Cognition. Cambridge: Cambridge University Press.
Malt,
B., & Wolff, P. 2010. Words and the
Mind. Oxford,UK: Oxford University Press.
|
·
Untuk artikel dalam
jurnal: (1) nama akhir, (2) koma, (3) inisial nama pertama, (4) titik, (5)
tahun penerbitan, (6) titik, (7) judul artikel diapit tanda kutip dua, (8) titik, (9) nama jurnal cetak miring, (10)
koma, (11) volume cetak miring, (12) nomor isu dalam kurung cetak tegak (kalau
ada), (13) halaman, dan (14) titik, seperti pada contoh berikut:
Gentner,
D., & Christie, S. 2010. “Mutual Bootstrapping Between Language and Analogical
Processing”. Language and Cognition, 2 (2),
261—283.
Li,
P., & Gleitman, L. 2002. “Turning the Tables: Language and Spatial
Reasoning”. Cognition, 83 (3), 265—294.
|
· Untuk artikel dalam buku: (1) nama akhir, (2) koma, (3) inisial nama
pertama, (4) titik, (5) tahun penerbitan, (6) titik, (7) judul artikel diapit
tanda kutip dua, (8) berilah kata “Dalam” untuk artikel dalam Bahasa Indonesia
atau “In” (untuk artikel dalam Bahasa
Inggris), (9) inisial nama pertama editor, (10) titik, (11) nama akhir editor
disusul keterangan (ed.), atau (eds.) jika lebih dari satu, (12) koma,
(13) judul buku cetak miring, (14) kurung buka, (15) halaman, (16) kurung
tutup, (17) titik, (18) kota penerbitan,
(19) titik dua, (20) nama penerbit, dan (21) titik, seperti pada contoh
berikut:
Dryer, M.S. 2007. “Noun PhraseSstructure”.
Dalam T. Shopen (Ed.), Complex
Constructions, Language Typology and Syntactic Description (II) (hlm.
151—205). Cambridge: Cambridge University Press.
Gleitman, L., & Papafragou, A. 2005. “Language and Thought”.
Dalam K.J. Holyoak, & R.G. Morrison (Eds.), Cambridge Handbook of Thinking and Reasoning (hlm. 117—142).
Cambridge: Cambridge University Press.
|
· Jika ada lebih dari satu artikel oleh pengarang yang sama, nama
pengarangnya ditulis ulang, dimulai dengan tahun terbitan yang lebih dulu,
mengikuti contoh ini:
Swain,
M. 1985. Communicative Competence: Some Roles of Comprehensible Input and
Comprehensible Output in its Development. In S.M. Gass, & C.G. Madden
(eds.), Input in Second Language
Acquisition (pp. 235—253). Cambridge, MA: Newbury House.
Swain,
M. 2000. The output hypothesis and beyond: Mediating Acquisition through
Collaborative Dialogue. In J.P. Lantold (ed.), Sociocultural Theory and Second Language Learning (pp. 97—114).
Oxford, England: Oxford University Press.
|
Selain
itu, Anda juga dapat menggunakan sumber kutipan dari laporan penelitian,
skripsi, tesis, atau disertasi. Tata cara penulisannya sebagai berikut.
Ahmad, Ryan. 2017. “Otaku dalam Masyarakat Jepang”.
Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Budaya.
|
Jika skripsi tersebut diperoleh melalui laman tertentu,
cara penulisannya dapat sebagai berikut.
Ahmad, Ryan. 2017. “Otaku dalam Masyarakat Jepang”.
http:nasjsnass.com, diakses pada Senin, 21 November 2018.
|
Sumber : Ibu Wira Kurniawati