Kerajaan MATARAM Kuno
KERAJAAN
MATARAM KUNO
Mataram Kuno atau Mataram (Hindu) merupakan sebutan untuk dua dinasti, yakni Dinasti Sanjaya
dan Dinasti Syailendra.
Selama
178 tahun berdiri, kerajaan mataram kuno dipimpin oleh raja-raja
yang sebagian terkenal dengan keberanian, kebijaksanaan dan sikap toleransi terhadap
agama lain. Raja terkenal yaitu raja Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya /Raja
Sanjaya yang berkuasa pada tahun(732-760 M).
Peta daerah kekuasaan Kerajaan
Mataram-Hindu.
Bukti mengenai keberadaan Mataram Kuno
adalah prasasti Canggal yang dikeluarkan oleh Sanjaya. Prasasti ini
berangka tahun Cruti Indria Rasa atau 654 Saka (1 Saka sama dengan 78
Masehi, berarti 654 Saka sama dengan 732 M), hurufnya Pallawa, bahasanya
Sanskerta, dan letaknya di Gunung Wukir, sebelah selatan Muntilan.
Isinya adalah pada tahun tersebut Sanjaya mendirikan
lingga di Bukit Stirangga untuk keselamatan rakyatnya dan pemujaan
terhadap Syiwa, Brahma, dan Wisnu, di daerah suci Kunjarakunja.
Menurut para ahli sejarah, yang dimaksud Bukit Stirangga adalah Gunung
Wukir dan yang dimaksud Kunjarakunja adalah Sleman (kunjara = gajah =
leman; kunja = hutan). Lingga adalah simbol yang menggambarkan kekuasaan,
kekuatan, pemerintahan, lakilaki, dan dewa Syiwa.
GAMBAR PRASASTI CANGGAL
Kerajaan mataram kuno dipimpin pertama kali oleh Raja
Sanjaya yang terkenal sebagai seorang raja yang besar. Ia adalah penganut Hindu
Syiwa yang taat. Setelah Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya meninggal dunia,
beliau kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Sankhara yang bergelar
Rakai Panangkaran Dyah Sonkhara Sri Sanggramadhanjaya. Raja Panangkaran lebih
progresif dan bijaksana daripada Sanjaya sehingga Mataram Kuno lebih cepat
berkembang. Daerah-daerah sekitar Mataram Kuno segera ditaklukkan, seperti
kerajaan Galuh di Jawa Barat dan Kerajaan Melayu di Semenanjung
Malaya.Ketika Rakai Panunggalan berkuasa, kerajaan Mataram Kuno mulai
mengadakan pembangunan beberapa candi megah seperti candi Kalasan, candi Sewu,
candi Sari, candi Pawon, candi Mendut, dan Candi Borobudur. Kemudian setelah
Rakai Panunggalan meninggal, beliau digantikan oleh Rakai Warak. Pada zaman pemerintahan
Rakai Warak, ia lebih mengutamakan agama Buddha dan Hindu sehingga pada saat
itu banyak masyarakat yang mengenal agama tersebut. Setelah Rakai Warak
meninggal kemudian digantikan oleh Rakai Garung. Setelah Rakai Garung meninggal
ia digantikan oleh Rakai Pikatan. Berkat kecakapan dan keuletan Rakai Pikatan,
semangat kebudayaan Hindu dapat dihidupkan kembali. Kekuasaannya pun bertambah
luas meliputi seluruh Jawa Tengah dan Jawa Timur serta ia pun memulai
pembangunan candi Hindu yang lebih besar dan indah yaitu candi Prambanan (Candi
Lara Jonggrang) di desa Prambanan. Setelah Raja Pikatan wafat ia digantikan
oleh Rakai Kayuwangi. Pada masa pemerintahan Rakai Kayuwangi Kerajaan banyak
menghadapi masalah dan berbagai persoalan yang rumit sehingga timbullah benih
perpecahan di antara keluarga kerajaan. Selain itu zaman keemasan Mataram Kuno
mulai memudar serta banyak terjadi perang saudara.
MASA KEMUNDURAN
A.
Kemunduran Kerajaan Mataram Kuno
Kemunduran kerajaan Mataram Kuno disebabkan karena kedudukan ibukota
kerajaan yang semakin lama semakin lemah dan tidak menguntungkan. Hal ini
disebabkan oleh:
1)
Tidak memiliki pelabuhan laut sehingga sulit berhubungan dengan dunia luar:
2)
Sering dilanda bencana alam oleh letusan Gunung Merapi;
3)
Mendapat ancaman serangan dari kerajaan Sriwijaya.
Oleh karena itu pada tahun 929 M ibukota Mataram Kuno dipindahkan ke
Jawa Timur (di bagian hilir Sungai Brantas) oleh Empu Sindok. Pemindahan
ibukota ke Jawa Timur ini dianggap sebagai cara yang paling baik. Selain Jawa
Timur masih wilayah kekuasaan Mataram Kuno, wilayah ini dianggap lebih
strategis. Hal ini mengacu pada letak sungai Brantas yang terkenal subur dan
mempunyai akses pelayaran sungai menuju Laut Jawa. Kerajaan itu kemudian
dikenal dengan Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur atau Kerajaan
Medang Kawulan.
Candi Borobudur peniggalan dinasti syeilendra
0 komentar:
Comment and Shared..